Beranda | Artikel
Siapa Nama Asli Istri Abu Lahab? Mengapa Namanya Tidak Disebut Dalam al-Quran?
Selasa, 16 November 2021

Siapa Nama Asli Istri Abu Lahab? Mengapa Namanya Tidak Disebut Dalam al-Quran?

Firman Allah (وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ) “Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar”. Dia adalah Ummu Jamil yang membawa ranting pohon yang besar dan berduri. Untuk dia letakkan di jalan yang biasa dilalui Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- agar dapat menyakiti beliau. Penulis -waffaqahullah- menyebutkan tafsir firman Allah Ta’ala: “Dan istrinya”, yakni Ummu jamil Baik, mengapa Allah tidak menyebutkan namanya secara langsung seperti disebutkannya nama suaminya? Apa jawabannya? Apa? Bagus, benar.

Hal ini dapat kita jawab melalui tiga kemungkinan. Pertama, namanya tidak sesuai dengan penyebutan azab, karena namanya adalah nama yang bagus. Dia dipanggil dengan nama Ummu Jamil (ibu dari sesuatu yang indah). Dan ini adalah nama yang berbentuk kun-yah. Jadi, namanya tidak sesuai dengan penyebutan azab, karena namanya adalah nama yang bagus. Sehingga jika kamu berkata, “Ummu Jamil sedang diazab” maka nama itu tidak serasi dengan penyebutan azab. Kedua, karena salah satu adat orang arab adalah menyembunyikan nama wanita, bukan menyebutkan namanya, karena salah satu adat orang arab adalah menyembunyikan nama wanita, bukan menyebutkan namanya dan dalam al-Qur’an tidak disebutkan nama wanita kecuali nama Maryam dalam al-Qur’an tidak disebutkan nama wanita kecuali nama Maryam.

Mengapa adat orang arab seperti itu? Karena mereka merendahkan wanita? Benar, karena itu menunjukkan penjagaan mereka yang sangat tinggi bagi wanita. Karena itu menunjukkan penjagaan mereka yang sangat tinggi bagi wanita. Namun jika ada kebutuhan untuk disebutkan namanya, maka namanya akan disebutkan. Adapun jika tidak ada kebutuhan untuk itu, maka namanya tidak akan disebutkan. Oleh sebab itu, sebagian orang mencela kita. Mereka berkata, “Penduduk negeri ini dan negeri-negeri muslim lainnya memiliki kebiasaan ‘aib’, mereka tidak mau menyebutkan nama ibu atau nama istri mereka” benar, ini adalah kebiasaan orang arab untuk menjaga kehormatan, karena mereka benar-benar melindungi dan menjaga kaum wanita mereka bukan untuk menghinakan atau merendahkan kaum wanita.

Dan ini merupakan adat yang berlaku pada orang arab dan juga berlaku dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, demikianlah yang ada dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Oleh sebab itu, jika ada sesuatu yang menyelisihi hal ini, maka itu adalah karena kebutuhan untuk menyebutkan namanya sebagaimana dalam kisah Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- ketika ditanya ‘Amr bin al-‘Ash. “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah” ‘Amr bertanya lagi, “Kalau dari kalangan laki-laki?” Beliau menjawab, “Ayah ‘Aisyah”. Lalu jika ada yang datang dan berkata, “Lihatlah Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- menyebutkan nama ‘Aisyah” Kapan Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- menyebutkannya? Ketika beliau ditanya tentang itu. Dan yang ada dalam al-Qur’an selaras dengan yang berlaku pada adat orang Arab.

Karena mereka menjaga kehormatan kaum wanita mereka, bahkan dengan menyembunyikan nama-nama mereka sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan bagi mereka Ketiga, karena secara syariat, bahasa, dan adat; wanita akan mengikuti suaminya karena secara syariat, bahasa, dan adat; wanita akan mengikuti suaminya. sehingga firman Allah (وَامْرَأَتُهُ) yakni disebutkan dalam bentuk pengikutan istri kepada suaminya dan yang dimaksud dengan mengikuti suaminya adalah sudah menjadi tanggungan suaminya untuk menjaga dan mengurus istrinya. Sehingga istri adalah pengikut suami secara syariat, bahasa arab, dan adat yang benar. Dan sekarang orang-orang mencela perbuatan seperti ini, kemudian memuji orang-orang barat.

Padahal jika seorang wanita di barat menikah, maka namanya mengikuti siapa? Mengikuti nama keluarga suami. Sehingga dalam perkara nama pun, mereka mencabutnya dari seorang wanita. Adapun orang arab, maka wanita mereka akan tetap memakai namanya hingga meninggal dunia; tanpa dicabut dan diganti namanya oleh suaminya. Dan secara syariat, bahasa, dan adat, seorang suami wajib melakukan berbagai hal demi menunaikan hak-hak istrinya.

================================================================================

قَوْلُهُ وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

هِيَ أَمُّ جَمِيْلٍ الَّتِي كَانَتْ تَحْمِلُ أَغْصَانَ الشَّجَرِ الْكَبِيْرَةَ ذَاتِ الشَّوْقِ

فَتُلْقِيْهَا فِي طَرِيْقِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذِيَةً لَهُ

ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ وَفَّقَهُ اللهُ تَفْسِيْرَ قَوْلِهِ تَعَالَى

وَامْرَأَتُهُ قَائِلاً هِيَ أُمُّ جَمِيْلٍ
(وَامْرَأَتُهُ)

طَيِّبٌ لِمَاذَا مَا ذَكَرَهَا اللهُ مِثْلَ مَا ذَكَرَ زَوْجَهَا؟ مَا الْجَوَابُ؟

إِيْش؟

طَيِّبٌ أَحْسَنْتَ

وَوَقَعَ ذَلِكَ لِأُمُوْرٍ ثَلَاثَةٍ لِأُمُوْرٍ ثَلَاثَةٍ

أَحَدُهَا أَنَّ اسْمَهَا لَا يُنَاسِبُ ذِكْرَ الْعَذَابِ لِمَا فِيْهِ مِنَ اْلمَلَاحَةِ

فَهِيَ كَانَتْ تُسَمَّى أُمُّ جَمِيْلٍ

وَهِيَ وَسْمٌ صُوْرَتُهُ الْكُنْيَةُ

أَنَّ اسْمَهَا لَا يُنَاسِبُ ذِكْرَ الْعَذَابِ لِمَا فِيْهِ مِنَ اْلمَلَاحَةِ

فَإِذَا قُلْتَ أُمُّ جَمِيْلٍ تُعَذَّبُ لَمْ يَكُنْ مُنَاسِباً لِلْعَذَابِ الْمَذْكُوْرِ

وَثَانِيْهَا أَنَّ عَادَةَ الْعَرَبِ طَيُّ أَسْمَاءِ النِّسَاءِ لَا ذِكْرُهَا

أَنَّ عَادَةَ الْعَرَبِ طَيُّ أَسْمَاءِ النِّسَاءِ لَا ذِكْرُهَا

وَلَمْ يَقَعْ فِي الْقُرْآنِ اسْمُ امْرَأَةٍ إِلَّا سِوَى مَرْيَمُ

وَلَمْ يَقَعْ فِي الْقُرْآنِ اسْمُ امْرَأَةٍ سِوَى مَرْيَمُ

طَيِّبٌ لِمَاذَا هَذِهِ عَادَةُ الْعَرَبِ؟ يَحْتَقِرُوْنَ الْمَرْأَةَ؟

أَحْسَنْتَ لِمَا فِيْهِ مِنَ الْمُبَالَغَةِ فِي صِيَانَتِهَا

لِمَا فِيْهِ مِنَ الْمُبَالَغَةِ فِي صِيَانَتِهَا

فَإِذَا دَعَتِ الْحَاجَةَ إِلَى ذِكْرِ اسْمِهَا ذُكِرَتْ

وَأَمَّا إِذَا لَمْ تَدْعُو الْحَاجَةَ لِذِكْرِ اسْمِهَا فَهِيَ لَا تُذْكَرُ

وَلِذَلِكَ بَعْضُ النَّاسِ يَعِيْبُوْنَ عَلَيْنَا

يَقُوْلُوْنَ هَذِهِ الْبِلَادُ وَغَيْرُهَا مِنْ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ أَيْضاً الَّذِيْ عِنْدَهُمْ هَذَا يَقُوْلُوْنَ عِنْدَهُمْ ثَقَافَةُ الْعَيْبِ

مَا يَذْكُرُ الْوَاحِدُ اسْمَ أُمِّهِ وَلَا اسْمَ زَوْجَتِهِ

نَعَمْ هَذِهِ هِيَ عَادَةُ الْعَرَبِ وَلِلْإِبَاءِ وَالشِّيَمِ

لِأَنَّهُمْ يَصُوْنُوْنَ نِسَائَهُمْ وَيَحْفَظُوْنَهَا

لَا عَلَى أَنَّهَا امْتِهَانٌ لِلْمَرْأَةِ وَانْتِقَاصٌ لَهُ

وَإِنَّمَا هَذَا كَمَا جَرَتْ بِهِ عَادَةُ الْعَرَبِ وَوَقَعَ فِي الْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ

هَذَا هُوَ الْوَاقِعُ فِي الْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ

وَلِذَلِكَ مَا يَقَعُ عَلَى خِلَافِ هَذَا هُوَ لِأَجْلِ الْحَاجَةِ

فَمَثَلاً النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ عَمْرٌو بْنُ الْعَاصِ

مَنْ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ

قَالَ عَائِشَةَ

قَالَ فَمِنَ الرِّجَالِ

قَالَ أَبُوْهَا

يَجِيْئُكَ وَاحِدٌ يَقُوْلُ شُفِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَائِشّةَ

النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى قَالَهُ؟ لَمَّا وَقَعَ السُّؤَالُ

فَهَذَا فِي الْقُرْآنِ وَقَعَ عَلَى عَادَةِ الْعَرَبِ

لِأَنَّهُمْ يَصُوْنُوْنَ نِسَاؤَهُمْ حَتَّى فِي طَيِّ أَسْمَائِهِنَّ

تَعْظِيْماً لَهُنَّ وَصِيَانَةً لِجَنَابِهِنَّ

وَثَالِثُهَا أَنَّ الْمَرْأَةَ تَابِعَةُ فَي الشَّرْعِ وَاللُّغَةِ وَالْعُرْفِ لِزَوْجِهَا

أَنَّ الْمَرْأَةَ تَابِعَةُ فَي الشَّرْعِ وّاللِّسَانِ يَعْنِي اللُّغَةِ وَالْعُرْفِ لِزَوْجِهَا

فَقَوْلُهُ وَامْرَأَتُهُ يَعْنِي ذَكَرَهَا عَلَى وَجْهِ التَّبَعِ

وَالْمَقْصُوْدُ بِكَوْنِهَا تَابِعَةً لَهُ

أَنَّهُ مِمَّا يَتَعَلَّقُ بِذِمَّتِهِ صِيَانَتِهَا وَالْقِيَامِ عَلَيْهَا

فَهَذَا مُتَعَلِّقٌ بِذِمَّتِهِ شَرْعاً وَلِسَاناً يَعْنِي فِي لُغَةِ الْعَرَبِ الَّذِيْنِ هُمُ الْعَرَبُ وَكَذَلِكَ فِي الْعُرْفِ الْمُسْتَقِيْمِ فِي الْعُرْفِ الْمُسْتَقِيْمِ

الْآنَ يَعِيْبُوْنَ عَلَى النَّاسِ مِثْلَ هَذِهِ الْمَعَانِي وَيَمْدَحُوْنَ الْغَرْبَ

وَالْغَرْبُ إِذَا تَزَوَّجَتِ الْمَرْأَةُ صَارَتْ اسْمُ عَائِلَتِهَا أَيشْ؟ عَائِلَةُ زَوْجِهَا

حَتَّى فِي الْاِسْمِ يُجَرِّدُوْنَهَا مِنَ الْاِسْمِ

أَمَّا الْعَرَبُ تَبْقَى عَلَى اسْمِهَا حَتَّى تَمُوْتَ مَا يَأْخُذُهَا زَوْجُهَا وَيَحُطُّهَا بِاسْمِهَا

لَكِنَّ الشَّرْعَ وَاللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ وَالْعُرْفَ الْمُسْتَقِيْمَ أَوْجَبَ عَلَى الرَّجُلِ أَشْيَاءَ لِلْمَرْأَةِ قِيَاماً بِحَقِّهَا وَأَدَاءً لَهَا

 


Artikel asli: https://nasehat.net/siapa-nama-asli-istri-abu-lahab-mengapa-namanya-tidak-disebut-dalam-al-quran/